Dian Piesesha - Demi hari esok

Posted on | Friday, June 26, 2015 | No Comments

Semakin hari kian terasa
Semakin kau curiga padaku
Mungkin ada salah diriku
Namun tak serendah itu pribadiku

Semakin lama aku merasa
Kau hanya bermanis-manis muka
Cukup terakhir kali ini
Hati terluka disayat kepedihan

Banyak yang memujamu, menyanjungmu
Sebab kau memang manis, penuh janji
Biarlah ku berlalu
Demi hari esok engkau dan diriku

Semakin lama aku merasa
Kau hanya bermanis-manis muka
Cukup terakhir kali ini
Hati terluka disayat kepedihan

Banyak yang memujamu, menyanjungmu
Sebab kau memang manis, penuh janji
Biarlah ku berlalu
Demi hari esok engkau dan diriku

Biarlah ku berlalu
Demi hari esok engkau dan diriku

Widyawati - Esok malam kan kujelang

Posted on | Thursday, June 11, 2015 | No Comments

Semakin hari kian terasa
Semakin kau curiga padaku
Mungkin ada salah diriku
Namun tak serendah itu pribadiku

Semakin lama aku merasa
Kau hanya bermanis-manis muka
Cukup terakhir kali ini
Hati terluka disayat kepedihan

Banyak yang memujamu, menyanjungmu
Sebab kau memang manis, penuh janji
Biarlah ku berlalu
Demi hari esok engkau dan diriku

Semakin lama aku merasa
Kau hanya bermanis-manis muka
Cukup terakhir kali ini
Hati terluka disayat kepedihan

Banyak yang memujamu, menyanjungmu
Sebab kau memang manis, penuh janji
Biarlah ku berlalu
Demi hari esok engkau dan diriku

Biarlah ku berlalu
Demi hari esok engkau dan diriku

Tetty Kadi - Suara gembala

Posted on | Friday, June 5, 2015 | No Comments


Dengarlah kisah gembala
Yang rindu kasihnya
Selalu ingat padanya, yang jauh di kota
Dia pun menyanyi mengenangnya

Terdengar jauh menggema suara gembala
Dia rindu kekasihnya yang lama berpisah
Menjauh di kota

Gembala melamun di tengah dombanya
Penat tak terasa hatinya merana
Dia pun berdoa agar takkan lama
Kasih kan kembali padanya

Dia berdiri perlahan membuka matanya..

Bahagia tak terkira melihat kasihnya
Telah pulang dari kota berkata padanya
Mau hidup bersama

Nike Ardilla - Mama aku ingin pulang

Posted on | Wednesday, June 3, 2015 | No Comments

Mama oh mama
Aku ingin pulang
Ku rindu padamu
Dulu tak mendengar nasihatmu
Mama maafkan anakmu

Mama oh mama
Aku ingin pulang
Ku rindu padamu
Dia yang kucinta telah berdusta
Kini tinggalkan anakmu

Hidupku kini tiada arti
Bagaikan burung didalam sangkarnya
Ku ingin bebes dari derita
Mama tolonglah diriku
Dari belenggu cintanya

Cincin emas melingkar
Dia berikan dulu
Untuk apa kalau ia tak cinta
Gaun bersulam sutra
Dia berikan dulu
Untuk apa kalau ia tak rindu

Keringlah sudah air mataku

Ratih Purwasih - Pernahkah dulu

Posted on | Friday, May 29, 2015 | No Comments

Pernahkah dulu aku paksakan
kau harus menulis surat cintamu
Pernahkah dulu aku paksakan
Kau harus aku mengajak aku berkencan
Tapi maumu sendiri
Tapi memang kita suka
Semua karena rasa cinta
Pernahkah dulu aku meminta
gaun pengantin berenda biru
Pernahkah dulu aku meminta
Kita bersumpah di depan penghulu
Tanpa restu kedua orang tuaku
Rela aku rela demi kamu
Tapi setelah diri
Berkorban seutuhnya untukmu
Tega kau lakukan itu
Tinggal serumah dengan yang lain
Jangankan diriku
Semua pun kan marah
Wanita mana yang mau di madu
Pernahkah dulu aku paksakan
Kau harus menulis surat cintamu
Pernahkah dulu aku paksakan
Kau harus aku mengajak aku berkencan
Tapi maumu sendiri
Tapi memang kita suka
Semua karena rasa cinta
Pernahkah dulu aku meminta
Gaun pengantin berenda biru
Tapi sekarang aku yang minta
Putuskan saja ikatan cintaku
Biarku sendiri mencari jalan hidupku
Ibu maafkan anakmu..
Tapi setelah diri
Berkorban seutuhnya untukmu
Tega kau lakukan itu
Tinggal serumah dengan yang lain

Jangankan diriku
Semua pun kan marah
Wanita mana yang mau di madu

Ratih Purwasih - Surat cinta

Posted on | Thursday, May 28, 2015 | No Comments

 Membaca surat cinta
Yang tuan tuliskan
Ingat kisa cinta Siti Nurbaya

Merangkaikan pujian berperibahasa
Ku tahu maksudnya
Menyanjung diriku

Wajah cantik dan ayu siapa yang punya
Mata lentik dan sayu siapa yang punya
Ku yang bangga, bahagia, siapa yang punya
Kalau bukan tuan kekasih saya

Wajah cantik dan ayu siapa yang punya
Mata lentik dan sayu siapa yang punya
Ku yang bangga, bahagia, siapa yang punya
Kalau bukan tuan kekasih saya

Pandainya tuan pula
Membuat bahagia
Pada yang pertama mengenal cinta

Tak pernah sekalipun aku melupakan
Membaca suratmu
Surat tanda cinta

Wajah cantik dan ayu siapa yang punya
Mata lentik dan sayu siapa yang punya
Ku yang bangga, bahagia, siapa yang punya
Kalau bukan tuan kekasih saya

Widyawati - Potret kekasih

Posted on | Friday, May 22, 2015 | No Comments

 Potretmu kasih kau kirimkan padaku
Dari rantau sana
Kata nan mesra tulisan tangan
Untuk dinda tercinta

Setahun kini usai sudah
Setahun penuh dendam rindu
Potretmu jua pelipur lara
Kawan yang setia

Dimana juga aku berada
Kemanapun ku pergi
Potretmu slalu ku bawa serta
Tak pernah berpisah

Walaupun potret usang sudah
Ku simpan dan ku belai sayang
Takkan ku buang begitu saja
Sampai masa datang

Potretmu jua pelipur lara
Kawan yang setia

Dimana juga aku berada
Kemanapun ku pergi
Potretmu slalu ku bawa serta
Tak pernah berpisah

Walaupun potret usang sudah
Ku simpan dan ku belai sayang
Takkan ku buang begitu saja
Sampai masa datang

Popular Posts

Search This Blog

Register LinkCollider

Link Collider - Best SEO Booster

Contact Form

Archives